Tipe: Berita
Pemerintah Kota Kupang berencana meluncurkan sebuah layanan kota kabas hoax alias Kota Kupang bebas dan bersih dari hoax. Layanan tersebut diharapkan mampu menangkal araknya penyebaran hoax di ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Kepala Dinas Kominfo Kota Kupang, Wildrian Ronald Otta menyampaikan hal tersebut pada webinar literasi digital "Indonesia Makin Cakap Digital" yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk komunitas digital di wilayah Bali-Nusa Tenggara, Senin (25/7/2022).
"Hoax adalah berita bohong atau berita yang tidak bersumber. Hoax juga merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar," ujar Wildrian dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.
Andre, sapaan Wildrian, menilai maraknya penyebaran berita bohong dimungkinkan karena adanya perkembangan teknologi digital yang makin canggih. Selain itu, hoax juga dipicu karena kemudahan para pengguna teknologi dan media digital dalam mengakses informasi. "Siapa pun bisa mengakses informasi apa pun, dari mana saja," tegasnya.
Menurut Andre, peluncuran kota kabas hoax merupakan sebuah upaya Pemerintah Kota Kupang untuk menjaga persatuan, keamanan, kenyamanan, dan ketentraman warga kota, agar tidak mudah terjebak pada informasi bohong. Dia memberi contoh, beberapa waktu lalu warga NTT pernah mendapat informasi hoax adanya tsunami pasca bencana siklon tropis seroja.
"Informasi itu menyebutkan agar warga yang tinggal di pantai berhati-hati lantaran akan terjadi tsunami. Pesan itu membuat warga lari berbondong-bondong menjauhi pantai. Ditambah lagi, pasokan listrik dan jaringan yang mati total semakin membuat masyarakat resah hingga berlari untuk mencari tempat perlindungan yang lebih aman di ketinggian," jelas Andre.
Dia juga menambahkan, agar tidak mudah termakan berita hoax, para pengguna media digital hendaknya mau mengecek kebenaran informasi yang didapat melalui media mainstream terpercaya. "Gunakan media bersertifikasi International Fact-Checking Network (IFCN) untuk memeriksa kebenaran berita," tegasnya.
Kegiatan webinar #MakinCakapDigital merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten itu. Webinar ini membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama, yakni, digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
Dari perspektif etika digital (digital ethics), dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Muhajirin Purwakarta, Dian Ikha Pramayanti menuturkan, tidak hanya wabah pandemi Covid-19, masyarakat kini juga tengah menghadapi infodemi hoax. Untuk itu, Dian mengajak para pengguna digital mengenali jenis-jenis infodemi ini.
Informasi hoax, menurut Dian, biasanya menampilkan meme dan narasi emosional, mencampuradukkan bahasa emosional, berisi kebohongan dan informasinya sepotong. Kemudian, jika berupa gambar dan video manipulasi, maka dibuat untuk menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan publik.
"Selain itu, hati-hati terhadap informasi yang tampaknya masuk akal dalam bentuk berita yang ada pada website dengan identitas palsu. Juga, waspada terhadap kampanye disinformasi terorganisir yang bertujuan politik," kata Dian yang hadir secara daring di acara webinar tersebut.
Sebagai informasi, program Gerakan Literasi Digital Nasional sejak dilaksanakan pada 2017 telah menjangkau 12,6 juta warga masyarakat seantero negeri. Pada tahun 2022 ini, Kominfo menargetkan pemberian pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta warga masyarakat.
Sumber berita: Beritasatu.com | Foto: Wildrian Ronald Otta | Rakyat NTT
Diterbitkan pada: 2022-07-26 06:45:00
Diterbitkan Oleh: Thenie Panie